31 Mei 2012, 13:00:00

GREEN BUILDING DI RUANG TUNGGU TERMINAL BENOWO

Dishub Surabaya secara bertahap akan terus menerapkan konsep green building di semua falisitas Terminal di Surabaya.  Saat ini sedang dikerjakan rehabilitasi ruang tunggu dengan konsep green building, yaitu menggunakan tanaman merambat untuk fasad atap bangunan. Penggunaan tanaman merambat tersebut merupakan wujud kepedulian Dishub Surabaya terhadap lingkungan hidup dan ikut serta memberikan kontribusi bagi lingkungan. (hwa)

(foto: dishubsurabaya.org)

In-class Training Sebagai Langkah Awal Menuju ISO OHSAS 18001:2007

Menjelang akhir tahun Dinas Perhubungan Kota Surabaya tak henti-hentinya melakukan berbagai upaya guna meningkatkan pelayanan publik. Tidak hanya mutu pelayanan langsung kepada masyarakat, melainkan mutu keselamatan jajaran personel dan pengguna jasa transportasi di terminal dan unit pengujian kendaraan bermotor juga menjadi perhatian utama bagi Dinas Perhubungan Kota Surabaya.

Rabu Kemarin (13/12/2011) Dishub Surabaya mendapatkan pelatihan keamanan dan keselamatan kerja (K3) bagi pimpinan UPTD terminal, UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor dan Kepala Pangkalan di seluruh Kota Surabaya. Pelatihan ini merupakan tahap awal sebelum mendapatkan sertifikasi OHSAS 18001:2007 dan agenda kedua setelah mendapatkan sertifikasi tentang manajemen administrasi ISO 9001:2008 tahun yang lalu.

Diatas semua itu, pelatihan ini bertujuan memberikan keamanan dan keselamatan kerja, meningkatkan standar mutu pelayanan keselamatan sesuai standar internasional serta mengurangi resiko di setiap unit pelayanan seperti terminal, stasiun pengujian kendaraan bermotor dan kantor utama Dishub Surabaya dari bahaya kecelakaan kerja.

“Agenda hari ini adalah in-class training, materi berikutnya tentang teknik penerapan dan prosedur dokumentasi yang lebih komprehensif akan dipaparkan pada tanggal 20-21 Desember 2011. Program yang urgent saat ini adalah peningkatan mutu keselamatan baik bagi petugas kami di lapangan maupun pengguna jasa transportasi.” ujar Kepala Bidang Sarana dan Prasaran Transportasi , Irvan Wahydrajad, M.MT.

Boby Arief Hendradjaja selaku pemberi materi dan manager of training dari TUV Nord Indonesia mengatakan, “Saya melihat resiko terbesar datang dari luar (pengguna jasa terminal) seperti calon penumpang dan armada bus. Dengan adanya pelatihan dan penerapan sistem yang sesuai dengan ISO OHSAS 18001:2007, secara optimis resiko dapat ditekan hingga 50%. Pada dasarnya ada 3 hal utama dalam standar keselamatan, Kualitas SDM, sistem pencegahan dan penanganan kecelakaan dan yang  terakhir adalah sarana dan prasarana yang digunakan.

Kuncinya terletak pada kualitas SDM dalam meminimalisir resiko dan mengatasi kecelakaan yang sedang terjadi. Meski sebuah korporasi memiliki sistem dan fasilitas yang memadai, namun kualitas SDM yang kurang baik maka hal ini akan menyulitkan instansi itu sendiri. Materi yang diberikan dalam in-class training antara lain penugasan personel yang bertanggung jawab atas K3, pemasangan rambu khusus K3, dokumentasi sarana dan prasarana yang ada, dokumentasi kecelakaan kerja ang terjadi setiap harinya, serta perlengkapan untuk personel di lapangan serta langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mendapatkan sertifikat OHSAS 18001:2007.

Setelah mendapatkan pelatihan K3, pihak TUV Nord Indonesia selaku pemberi pelatihan, auditor serta pemberi sertifikasi ISO OHSAS 18001: 2007 akan memberikan rentang waktu 1 tahun kepada Dishub Surabaya untuk menerapkan materi yang telah diberikan dan menyediakan sarana dan prasarana di setiap unit-unit pelayanan. Selain itu, akan ada pre audit yang akan dilakukan sebelum sistem K3 diimplementasikan. Hal ini dilakukan agar perbandingan kualitas SDM dan ketersedian sarana dan prasarana sebelum dan sesudah penerapan sistem OHSAS dapat terlihat.

Wajah Terminal Tambak Oso Wilangun Kedepan

Dalam rangka mengikuti program pemerintah Kota Surabaya yang rencananya akan difokuskan pada pengembangan wilayah Surabaya bagian barat, Dinas Perhubungan Kota Surabaya berencana melakukan beberapa pembenahan pada terminal besarnya di wilayah barat Surabaya yaitu terminal Tambak Oso Wilangun. Sebagai terminal type A, fasilitas utama secara umum memang sudah terpenuhi, namun perlu adanya pengembangan fasilitas pendukung lebih jauh lagi guna tercapainya sistem pelayanan yang memuaskan. Oleh karena itu, dishub surabaya telah menyiapkan kerangka rencana pengembangan yang nanti akan dilakukan untuk terminal tersebut. Selain aspek angkutan umum, hal lain yang nanti menjadi fokus pengembangan adalah perluasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam terminal.

Untuk aspek angkutan umum, pengembangan dilakukan dengan menambah jumlah jalur keberangkatan. Jalur keberangkatan yang semula hanya 7 jalur akan ditambah menjadi 10 jalur, di mana 1 jalur untuk jalur bebas dan 9 jalur untuk trayek-trayek kendaraaan yang sudah ditentukan. Dengan bertambahnya jumlah jalur keberangkatan ini, diharapkan akan memudahkan para calon penumpang yang hendak melakukan perjalanan dengan tujuan area pantura seperti Jakarta, Cirebon dan Semarang.

Selain penambahan jalur keberangkatan, Dishub juga berencana memindahkan arah sirkulasi keluar-masuknya kendaraan ke terminal. Pintu masuk yang semula berada di sisi selatan terminal nanti akan dipindah ke sisi utara. Plt Kepala Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Eddi, MM menyatakan,”Tujuan utama pengalihan pintu masuk kendaraan ini adalah karena faktor ergonomis dan keamanan”. Saat ini, ketika penumpang turun dari bus, maka mereka tidak bisa langsung menghadap ke arah ruang tunggu kedatangan (posisi pintu bus adalah sebelah kiri). Untuk masuk ke ruang tunggu, mereka harus berjalan melewati bagian belakang kendaraan. Hal tersebut dapat beresiko pada keselamatan penumpang. Dengan dipindahkannya jalur kedatangan menjadi sisi utara, maka penumpang yang turun dari bus dapat langsung berjalan menuju ke ruang tunggu terminal tanpa harus melewati bagian belakang maupun bagian depan kendaraan.

Untuk aspek Ruang Terbuka Hijau (RTH), selain mengembangkan bangunan secara vertikal, Dishub juga berencana membuat taman di area parkir belakang, ruang tengah serta area parkir depan terminal. “Dengan adanya taman ini, para calon penumpang bisa menikmati pemandangan hijaunya sembari menunggu keberangkatan bus yang akan mereka tumpangi. Selain itu ke depannya taman tersebut juga berfungsi untuk mengurangi polusi udara serta memberi kesan terminal yang asri”, ujar Kepala Bidang Sarana Prasarana Transportasi, Irvan Wahyudrajad, M.MT.

Fasilitas pendukung yang juga akan ditambahkan adalah ruang khusus untuk ibu menyusui, ruang khusus untuk orang-orang yang merokok, serta area khusus untuk orang-orang cacat dan lansia. Lahan parkir untuk sepeda motor juga akan diperluas secara vertikal (bangunan bertingkat) sehingga nantinya memiliki kapasitas hingga 300 unit sepeda motor. Dari segi teknologi, sistem IT di terminal untuk seluruh jenis kendaraan rencananya akan diintegrasikan dengan sistem gate (mengadopsi sistem IT di bandara). Terakhir, landmark terminal akan dibuat seunik mungkin sehingga terminal ini bisa juga dijadikan sebagai salah satu ikon untuk wilayah Surabaya barat.

Dishub Siap Hadapi Penilaian Adipura 2011

Perluasan RTH di 6 Terminal Surabaya

Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Perhubungan dalam rangka menjelang penilaian adipura 2011 melakukan perluasan ruang terbuka hijau (RTH) di sejumlah fasilitas umum milik Dinas Perhubungan Kota Surabaya antara lain terminal dan unit Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB). Tahun ini perluasan RTH akan dititikberatkan pada terminal type C seperti, terminal Benowo, terminal Keputih, terminal Bratang, terminal Kalimas Barat, Terminal Manukan dan Terminal Balongsari.

Penilaian tahunan dan penghargaan yang diperuntukkan kepada kota terbersih dan terbaik dalam hal pengelolaaan lingkungan saat ini sedang dilakukan di berbagai kota di Indonesia dan rencananya akan diberikan pada tahun berikutnya. Penilaian tidak hanya difokuskan pada kebersihan kota, namun juga tentang efisiensi dalam penggunaan dan penyimpanan energi di seluruh aspek termasuk sektor transportasi

Kabid Sarana dan Prasarana Transportasi , Irvan Wahyudrajad, M.MT. mengungkapkan, ”Untuk Adipura, sebanyak 6 Terminal type-C akan menunjang pemkot (Pemerintah Kota Surabaya) dalam memperluas RTH di kota ini. Seperti yang tampak saat ini (di terminal-terminal), Dishub Surabaya menerapkan konsep Eco2city dimana peningkatan ekonomi diimbangi dengan efisiensi energi dan pembangunan fisik secara vertikal sebagai ujung tombak dari konsep tersebut, jadi tidak mengurangi RTH di dalamnya.”

Setiap tahunnya seluruh SKPD yang terkait dalam penilaian seperti Dinas Perhubungan Kota Surabaya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Bina Marga dan Pematusan dan lainnya akan bekerja ekstra demi tercapainya penghargaan sebagai kota terbersih dan yang lebih utama demi peningkatan kualitas hidup yang lebih baik melalui sektor kebersihan. Diharapkan penghargaan Adipura dapat menjadi stimulus kota- kota Surabaya dalam menggalakkan konsep Eco2city(erk)

Rencana Pengembangan Sistem Angkutan Massal Dukung Pengembangan Wilayah

…………………………………………………………………………………………………………………….

Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Selain untuk memperpendek waktu tempuh dalam memindahkan suatu obyek, transportasi juga berfungsi untuk melancarkan hubungan antar satu lokasi ke lokasi yang lain. Untuk meningkatkan pelayanan publik dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, musyawarah perencanaan pembangunan Kota Surabaya Tahun 2011 dalam rangka penyusunan rencana kerja pembangunan daerah tahun anggaran 2012 Pemerintah Kota Surabaya berencana mengembangkan konsep sistem angkutan massal yang terintegrasi antar moda serta pembangunan pedestrian.

Melihat kondisi layanan angkutan umum dan simpul transportasi di Kota Surabaya saat ini masih jauh dari kondisi ideal. Moda transportasi di Kota Surabaya saat ini dilayani oleh 270 kendaraan bus kota dengan 20 trayek, 5016 kendaraan bemo dengan 58 trayek dan angkutan massal regional berupa KA Komuter dengan rute Surabaya-Sidoarjo-Lamongan-Mojokerto. Saat ini masyarakat yang melakukan aktifitas di Surabaya lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Hal ini dikarenakan angkutan umum (bus dan bemo) di Kota Surabaya dalam hal waktu keberangkatan dan kedatangan tidak terjadwal serta kurangnya integrasi antar moda.

Untuk mewujudkan sistem transportasi yang berkelanjutan serta mendukung pengembangan wilayah dengan program pengembangan sistem transportasi, di Tahun 2012 nantinya pemerintah akan mengembangkan konsep sistem angkutan massal dan terintegrasi antar moda. Dalam program tersebut juga akan dilengkapi dengan rencana lokasi park and ride. Selain itu setiap sub-sub terminal di Kota Surabaya akan terkoneksi dengan jaringan transportasi, seperti rencana pembangunan transportasi tramway/ LRT dan rencana angkutan massal berbasis jalan. Dimana kedepanya akan lebih mempermudah pengguna angkutan umum berganti moda sampai ke tempat tujuan serta diharapkan dapat mengurangi konsumsi bahan bakar sehingga emisi dari kendaraan bermotor dapat berkurang.

Peningkatan Kondisi kendaraan Tidak bermotor khususnya pedestrian dalam program pengelolaan dan pembangunan jalan dan jembatan juga akan dimulai di tahun 2012. Pembangunan pedestrian yang sudah dimulai sejak 2006 hingga 2011 tersebut selama ini hannya meliputi kawasan Surabaya Pusat. Rencana pembangunan pengembangan kawasan yang akan dibangun pedestrian di tahun 2012 akan dimulai dari Jl. Mayjend Sungkono, Jl. bubutan, Jl. kedungdoro, Frontage road ahmad yani, Jl. Garuda, Jl. Pasar Wonokromo, Jl. Tembaan, Jl. Walikota Mustajab, Jl. Kebun Rojo, hingga Jl. Tugu Pahlawan Sisi Barat.[fr]

Rencana 13 titik Park and Ride di Kota Surabaya


……………………………………………………………………………………………………………………………………..

Kemacetan menjadi masalah yang komplek dalam kehidupan perkotaan, hal ini yang melatar belakangi perbaikan pengelolaan sistem transportasi perkotaan dan pendukungnya. Dalam program pengembangan sistem transportasi angkutan massal perkotaan, pemerintah Kota (pemkot) Surabaya dalam rangka penyusunan rencana kerja pembangunan daerah tahun anggaran 2012 akan mengembangkan fasilitas park and ride pada sarana dan prasarana transportasi yang ada di Kota Surabaya.

Dengan memanfaatkan meningkatnya jumlah pengguna sepeda akhir-akhir ini, PemkotSurabaya berencana akan membangun jalur sepeda yang terintegrasi dengan jalur pedestrian yang saat ini memiliki lebar yang mencukupi.Konsep jaringan jalur sepeda dan pedestrian tersebut direncanakan akan menghubungkan pusat-pusat kegiatan masyarakat di tengah Kota Surabaya, semisal pusat perbelanjaan dan sekolah.Ini merupakan bentuk untuk mendorong masyarakat menggunakan kendaraan tidak bermotor dalam melakukan perjalanan-perjalanan pendek, selain menghemat biaya juga ramah terhadap lingkungan.Dengan penerapan sistem park and ride nantinya para pengguna sepeda akan memperoleh kemudahan dalam berpindah moda karena dengan memarkir sepeda di lokasi yang telah disediakan, pengguna sepeda dapat melanjutkan kembali perjalanan dengan menggunakan angkutan massal seperti BRT atau angkutan lain ke lokasi yang akana dituju.

Penerapan sistem park and ride ini akan dilakukan di 13 titik yang tersebar di Kota Surabaya. Diantaranya kawasan kendung sememi, pertigaan margomulyo tandes, pertigaan banyu urip simo gunung, Jl. Rajawali, tugu pahlawan, basuki Rahmat, pertigaan pandigiling raya darmo, Jl. Margorejo (bekas SDN Margorejo), Jl.A. Yani (bekas perumahan PT.Iglas), Pertigaan Kedung cowek-Kenjeran, Urip Sumoharjo, Kertajaya, dan Jl. Mayjend Sungkono.

Diharapkan penerapan park and ride serta pengembangan jaringan sepeda yang terintegrasi dengan pedestrian ini dapat mengurangi jumlah kepadatan kendaraan yang melewati jalan-jalan Kota Surabaya. Selain itu penggunaan sepeda merupakan angkutan yang murah, sehat dan ramah lingkungan.[fr]

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Surabaya

  • Terminal Keputih Pelopori Penggunaan Solar Cell

    Tindakan untuk hemat energi mulai digalakkan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, dengan melaksanakan konsep Terminal berwawasan lingkungan di Terminal Keputih. Konsep pembangunan terminal ini diterapkan untuk masa depan yang lebih baik serta mengurangi  ketergantungan akan bahan bakar. Pelaksanaan konsep terminal berwawasan lingkungan di terminal Keputih yang rencananya dirintis tahun 2011 ini dimulai dengan pembangunan taman yang dilengkapi dengan area bermain. 

    Untuk mendukung konsep pengembangan fasilitas terminal tersebut Dishub juga menerapkan penggunaan solar cell. Penggunaan solar cell yang mengubah tenaga surya menjadi listrik ini nantinya meliputi penggunaan warning light, lampu taman, dan PJU di Terminal Keputih seperti yang diterapkan di Traffic Light daerah Margomulyo. Teknis penggunaan solar cell ini dimulai dengan energi panas dari matahari yang ditangkap oleh panel surya (solar panel) yang kemudian energi tersebut di ubah kedalam energi listrik dan disimpan kedalam baterei/aki kering, sehingga energi tersebut dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama. Energi dari baterei inilah yang nantinya menjadi bahan bakar penggunaan listrik untuk warning light, lampu taman, dan PJU di Terminal Keputih.

    Penggunaan energi dengan menggunakan solar cell ini sesuai dengan kebijakan penggunaan energi nasional yang dipaparkan oleh Menteri ESDM, bahwa pada saat ini setiap kegiatan atau peralatan yang akan digunakan lebih diutamakan untuk menggunakan energi terbarukan seperti solar cell. Dengan penggunaan solar cell yang bersumber pada energi matahari tersebut, penggunaan listrik dari PLN bisa dikurangi sebagai bentuk mencegah krisis energi yang terus mengancam.[fr]

    Sumber : Dinas Perhubungan Kota Surabaya